Tweet Pidi Baiq (2014)

Sewaktu, jaman SMA sempat mengerjakan karya tulis yang bisa dibilang hampir mirip skripsi. Proses penggarapannya pun sama. Musti mengajukan judul, membuat latar belakang, janjian bimbingan dengan guru, dan lain sebagainya.

Karya tulis memang wajib dikerjakan. Jika ada murid yang tidak menyelesaikan, sekolah tidak akan membagikan rapotnya.

Tentu saya adalah salah satu murid yang rapotnya ditahan. Alasannya, saya benar-benar tidak tahu mau menulis apa waktu itu. Membaca saja malas, apalagi melakukan kegiatan menulis. Ya, pasti buntu.

Saat penerimaan rapot tengah semester, bodohnya saya lupa memberi tahu Bapak lebih baik tidak usah datang ke sekolah. Kelalaian itu, hanya bisa membuat saya berpikir: apa yang terjadi, terjadilah.

Satu per satu orang tua murid dipanggil. Saya mencoba mengintip dari pintu yang terbuka sedikit untuk memastikan Bapak sudah dipanggil apa belum. Merinding, pasrah, gelisah, campur aduk rasanya.

Setelah menunggu berjam-jam, akhirnya Bapak dipanggil. Tidak ada lima menit, Bapak langsung bergegas menuju pintu kelas. Lantas, saya pun langsung mundur lima langkah dari depan pintu kelas. Tanpa malu, tanpa ragu-ragu, Bapak langsung mengumpat di depan kelas sambil jari telunjuk menunjuk ke atas. Persis seperti foto Bung Tomo lagi berpidato.

“Dimas…. Yen karya tulis hurung rampung. Ora usah balik,” teriak Bapak. 

Langkah pertama yang saya lakukan waku itu adalah langsung mencari teman yang bersedia direpotkan dalam hal apa pun. Ya numpang menginap, makan gratis, plus minta diajarkan cara mengerjakan karya tulis. 

“Masa lalu adalah urusan perasaan dan masa depan adalah urusan pemikiran,” tweet Pidi Baiq, sekitar tahun 2014.

Kalau mengingat kembali, jaman mengerjakan karya tulis adalah pengalaman yang konyol dan patut menjadi pembelajaran hidup. Jancuk… Haha…

Lalu, untuk masa sekarang yang patut dipikirkan adalah lekas selesaikan skripsi. Walaupun sebenarnya nasib hampir sama dengan SMA, karena beberapa teman juga sudah lulus. Cuma yang membedakan, Bapak tidak mengusir dari rumah. Hamdallah...

By the way, sesok yen wes rampung kuliah aku dadi opo ya?


Komentar

Postingan Populer